Duarrrr!
Mungkin seperti itu lidahku menerjemahkan suara guntur yang tak henti-hentinya
tebar pesona di atas langit. Mengundang perhatian banyak anak manusia padahal
kami takut jadi amukan dirinya. Pagi itu, derasnya hujan seolah menggoda hati
untuk terlelap kembali. Namun aktivitas di kampus selalu terbayang dan menari
di benakku. Ketika hendak mengambil pakaian yang tergeletak pasrah di kasur, ada
gulungan kertas di sana. Rasa penasaranku yang nakal mendorongku untuk
mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah. Namun, sebelumnya aku membuka
gulungan kertas itu dan mendapati tulisan “Tetaplah
menulis, wahai gadis berkacamata. Tempatkan kenangan-kenangan di setiap sudut
kehidupanmu! Dari PENALOVE.”
“PENALOVE??
Siapa dia?” spontan sebelah alisku naik setengah senti.
Apa peduliku,
sampai sekarang makhluk bernama PENALOVE itu belum keketahui keberadaannya. Aku
hanya menyimpan nasehat kecilnya yang maknanya luar biasa besar.
No comments:
Post a Comment