Tuesday 6 November 2012

Aroma Cinta Dalam Sepucuk Surat



Ditengah-tengah kesibukanku mengerjakan tugas akuntansi, aku melirik sebuah lipatan kertas  kecil dalam sebuah tas kecil tempatku biasa menyimpan alat tulis, uang, kalkulator dan benda-benda milikku lainnya. “hmmm..hihi” aku menghirup aroma kertas itu sambil tersenyum malu-malu. Itu adalah sepucuk surat yang kuterima sekitar 4 bulan yang lalu, tepatnya bulan Juni beberapa hari setelah aku berulang tahun. Ah, isi kertas ini seolah menjadi mantra penghilang kejenuhan saat aku mengerjakan tugas atau bahkan saat aku sedang galau (hehe), sedih atau perasaan apapun itu yang membuatku jadi down. Kubuka perlahan agar tidak sobek, perlahan aku mulai membacanya, walaupun berkali-kali aku telah membacanya. Namun, sekalipun tak ada rasa bosan.
duaarrr..xD
Oya lupa,
 Dear, nana x)
                Met ultah, sayang. Dengan bertamunya lagi tanggal kelahiranmu, berkurang pula usiamu. Tambah dewasa, tambah pinter, cerdas, makin sabar, makin langgeng pula hubungan kita, yah! xD Aminn..
Sorry kalo tulisanku jelek kek cakar ayam :p moga aja kebaca (_ _ ). Hm..keknya kiriman ini juga telat. Tapi moga aja sampe tempat tujuan! Takutnya nyasar ke tetangga, kan malu kalo diliat isinya xp
Oya, ada novel kecil tuh. Moga kamu suka ya! Terus..ada binde pula. Moga berguna buat kamu, terutama menulis dan mengkonsep. Insya Allah tambah mahir nulis, Na! semangat yah ^^

                                                                                                               Yogyakarta, ##Juni2012
                Arief ‘uki’ Sugiyono

Seperti biasa, setelah membaca surat tersebut, pikiranku jernih kembali. Kuhirup kembali aroma cinta yang masih menyeruak dari dalam surat itu, kemudian melanjutkan tugas yang sempat tertunda.