Friday 30 March 2012

curcol mendadak


pukul 12:06 p..m
di depan monitor.

rasanya telingaku muak mendengar berita di tv. kenaikan BBM itu menjadi perbincangan panas bagi seluruh rakyat indonesia. tapi aku mengerti. oke, tidak usah dibahas.
kembali ke niatku untuk curcol. yah, aku sedang..ingin makan mangga *plakk

MAKALAH AKUNTANSI



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT kami berhasil menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman kelompok yang turut membantu dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan materi yang telah diberikan kepada kami dan berdasarkan pada apa yang tercantum dalam buku akuntansi. Dalam makalah ini membahas tentang persediaan yang merupakan elemen yang sangatpenting dalam penetuanharga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran maupun perusahaan dagang partai besar. Selain itu, juga dijelaskan prosedur-prosedur penentuan jumlah persediaan dan metode penentuan harga perolehan yang dapat digunakan dalam penentuan harga perolehan persediaan yang ada di gudang pada tanggal neraca. Dalam hal ini juga dibahas tentang pemakaian system persediaan perpetual, penentuan persediaan dengan metode taksiran. Untuk itu kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dalam mengerjakan tugas ataupun sekedar mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan persediaan dalam perusahaan.

                                                                                                                                Parepare, 30 Maret 2012
           
                                                                                                                                                                                                                                                                        Kelompok 3









BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Tidak semua perusahaan bergerak dibidang jasa. Beberapa perusahaan memilih untuk menjalankan usahanya di bidang perdagangan dan pabrikan. Jika perusahaan jasa memiliki  aktivitas utama berupa memperjualbelikan sesuatu yang tidak berbentuk tapi bisa dirasakan, perusahaan pabrikan memproduksi barang, maka perusahaan dagang memiliki alur bisnis membeli barang (yang berbentuk) untuk dijual kembali. Aktivitas bisnis perusahaan dagang dan perusahaan pabrikan ini menimbulkan kepentingan untuk memperhatikan satu aktiva khusus yaitu persediaan. Mengapa persediaan? Karena tanpa adanya persediaan, maka perusahaan dagang tidak bisa melakukan proses jual beli dan perusahaan pabrikan tidak bisa berproduksi.
Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan rugi-laba. Dalam neraca sebuah perusahaaan dagang atau perusahaan manufaktur, persediaan seringkali merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Meskipun demikian, jumlah persentasenya berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan lainnya. Pada perusahaan tertentu, kadang-kadang persediaan menggambarkan 70% dari keseluruhan aktiva lancar. Angka persentase ini merupakan bukti betapa pentingnya kegiatan pembelian dan penjualan persediaan dalam operasi perusahaan semacam itu.
Manajemen persediaan yang efektif seringkali merupakan kunci keberhasilan operasi perusahaan. Manajemen berusaha untuk mempertahankan kuantitas dan jenis persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen, tapi di sisi lain manajemen juga harus menghindarkan biaya penyimpanan persediaan yang terlalu tinggi. Manajemen harus berusaha untuk menjaga keseimbangan persediaan agar tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan kekecewaan konsumen.sebaliknya persediaan yang terlalu  tinggi akan menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung.









B.      RUMUSAN MASALAH
·         Apa yang dimaksud dengan persediaan?
·         Perbedaan perhitungan persediaan pada perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.
·         Metode yang digunakan pada system perhitungan harga pokok dengan menggunakan system fisik dan perpetual.
·         metode penaksiran persediaan yang digunakan oleh perusahaan.

C.      TUJUAN
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai persediaan dan metode-metode yang digunakan untuk mencari harga pokok pada suatu perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun manufaktur.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.     DEFINISI PERSEDIAAN
Secara sederhana kita bisa mengartikan persediaan sebagai sesuatu yang sengaja dibeli, ditumpuk atau disimpan agar bisa diambil, dipergunakan untuk jangka waktu tertentu. Adapun menurut Sofjan Assauri (1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal. Menurut Sartono, 1998: 557, Persediaan juga didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal, atau persediaan barang-barang yangmasih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan bakudasar yang menunggui penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal usaha yang disebut persediaan barang jadi. Selain itu barang dalam proses produksi yang disebut persediaan barang dalam proses dan dalam bentuk bahanuntuk selanjutnya digunakan dalam proses produksi yang disebut persediaan bahan baku dasar. Persediaan-persediaan tersebut disimpan dengan tujuan untuk mengantisipasi pemenuhan permintaan.
B.      PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN
Tujuan penentuan kuantitas persediaan ialah untuk menetapkan jumlah unit (satuan) persediaan yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca. Pada kebanyakan perusahaan, pekerjaan ini meliputi dua hal, yaitu:
1.       Perhitungan fisik persediaan
Perhitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung,menimbang atau mengukr tiap-tiap jenis barang yang berada dalam persediaan. Perhitugan fisik persediaan seringkali dilakukan pada saat perusahaan sedang tutup (akhir minggu atau libur) atau pada saat kegiatan perushaan sedang tidak begitu sibuk. Kadang-kdang perusahaan terpaksa harus di tutup sementara hingga perhitungan fisik persediaan selesai dilakukan.
2.       Barang dalam perjalanan
Barang disebut berada dlaam perjalanan apabila barang tersebut pada tanggal neraca berda di tangan pihak pengangkut, seperti perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dengan truk, atau angkutan udara. Barang-barang dalam perjalanan harus dimasukkan sebagai persediaan pihak yang memegang hak milik atas barang tersebut. Hak pemilikan ditentukan oleh syarat penjualan yang disepakatioleh pihak penjual atau pembeli. Setelah perhitungan fisik persediaan selesai dikerjakan dan hak pemilikan atas barang dalam perjalanan ditentukan, maka kuantitas setiap jenis persediaan di daftar dalam suatu daftar atau ikhtisar persediaan. Untuk menjamin ketelitian daftar persediaan, maka pembuatan daftar tersebut perlu diperiksa ulang oleh pegaawai lain atau pengawas. Pekerjaan selanjutnya adalah menetapkan harga untuk tiap jenis persediaan yang kuantitasnya telah tercantum dalam daftar persediaan. Apabila jumlah unit dikalikan dengan harga masing-masing jenis persediaan, maka niai total persediaan dapat ditentukan.
C.      METODE HARGA PEROLEHAN ATAS DASAR ALIRAN ANGGARAN
Pada perusahaan yang menjual barang dengan aneka ragam jenis dan banyak jumlahnya,penerapan metode penetuan harga perolehan yang didasarkan pada aliran anggaran lazim digunakan. Yaitu:
1.       First-in, First-out (FIFO)
Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli akan dijual lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Pada metode FIFO, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan bergerak mundur sampai semua unit dalam persediaan mendapat harga perolehan.
Sebagai contoh, berikut adalah pengalokasian harga perolehan barang tersedia untuk dijual pada PT. CHIBI dengan metode FIFO.
HARGA PEROLEHAN PERSEDIAAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Tgl          keterangan         unit        HP/unit                                total HP
1/1         Pers. Awal           100         Rp. 10,00              Rp. 1.000,00
15/4       Pembelian          200                11,00                     2.200,00
24/8       Pembelian          300                12,00                     3.600,00
27/11     Pembelian          400                13,00                     5.200,00
                                               
                Jumlah                  1.000                                     Rp. 12.000,00

                 
Langkah 1
PERSEDIAAN AKHIR
Tgl          unit        HP/unit                      total HP
27/11     400         Rp.13          Rp. 5.200
24/8         50               12                  600
Jumlah  450                             Rp. 5.800

Langkah 2
HARGA POKOK PENJUALAN
Tersedia
dijual                     Rp. 12.00
Persediaan
akhir                      Rp.  5.800
Harga pokok
penjualan            Rp.  6.200







Perhatikan bahwa dalammetode FIFO, harga perolehan persediaan akhir di dasarkan pada harga perolehan dari pembelian terakhir. Penentuan harga pokok penjualan dapat juga dieriksa kebenarannya berdasarkan pada anggapan FIFO yaitu barang yang dibeli dahulu akan dijual lebih dahulu pula. Dengan anggapan tersebut maka 550 unit barang yang telah dijual akan mempunyai harga perolehan sebagai berikut:
Tanggal                 unit                        HP/unit                                total HP
1/1                         100         x              Rp. 10.00  =         Rp. 1.000,00
15/4                       200         x              Rp. 11.00  =         Rp. 2.200,00
24/8                       250         x              Rp. 12.00  =         Rp. 3.000,00
Jumlah                  550                                                         Rp. 6.200,00


2.       Last-in, First-out (LIFO)
Metode LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan. Metode ini biasanya tidak sejalan dengan aliran fisik barang. Pada metode ini, persediaan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari barang-barang yang dibeli paling awal dan kemudian bergerak maju sampai semua unit yang ada dalam persediaan mendapatkan harga perolehan.
HARGA PEROLEHAN PERSEDIAAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Tgl          keterangan         unit        HP/unit                                total HP
1/1         Pers. Awal           100         Rp. 10,00              Rp. 1.000,00
15/4       Pembelian          200                11,00                     2.200,00
24/8       Pembelian          300                12,00                     3.600,00
27/11     Pembelian          400                13,00                     5.200,00
                                               
                Jumlah                  1.000                                     Rp. 12.000,00


Langkah 1
PERSEDIAAN AKHIR
Tgl          unit        HP/unit                      total HP
27/11     400         Rp.13          Rp. 5.200
24/8         50               12                  600
Jumlah  450                             Rp. 5.800
 


Langkah 2
HARGA POKOK PENJUALAN
Tersedia
dijual                     Rp. 12.00
Persediaan
akhir                      Rp.  5.800
Harga pokok
penjualan            Rp.  6.200

                                                                                                                                               






                                                 

Seperti halnya dengan metode FIFO, kita dapat menguji kebenaran penentuan harga poko penjualan dengan cara sebagai berikut:
Tanggal                 unit                        HP/unit                                total HP
27/11                     400         x              Rp. 13.00  =         Rp.5.200,00
24/8                       150         x              Rp. 12.00  =         Rp. 1.800,00
Jumlah                  550                                                         Rp. 7.000,00


3.       Metode rata-rata tertimbang
Metode rata-rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual adalah homogin. Pada metode ini, pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang. Rumus dan perhitungan harga perolehan rata-rata tertimbang per unit adalah sebagai berikut:
Harga perolehan barang tersedia dijual Rp. 12.000,00





:                                                      

Jumlah unit tersedia dijual 1.000
           

                                                    
Rata-rata tertimbang per unit Rp.12,00















Selanjutnya harga perolehan rata-rata per unit dikalikan dengan jumlah unit yang da dalam persediaan untuk menentukan harga perolehan persediaan akhir. Pengalokasian harga perolehan barang tersedia dijual pada PT. CHIBI dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut
HARGA PEROLEHAN PERSEDIAAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Tgl          keterangan         unit        HP/unit                                total HP
1/1         Pers. Awal           100         Rp. 10,00              Rp. 1.000,00
15/4       Pembelian          200                11,00                     2.200,00
24/8       Pembelian          300                12,00                     3.600,00
27/11     Pembelian          400                13,00                     5.200,00
                                               
                Jumlah                  1.000                                     Rp. 12.000,00

Langkah 1
PERSEDIAAN AKHIR
Unit       HP/unit                      total HP
450   x    Rp. 12         Rp. 5.400
Langkah 2
HARGA POKOK PENJUALAN
Tersedia
dijual                     Rp. 12.00
Persediaan
akhir                      Rp.  5.400
Harga pokok
penjualan            Rp.  6.600


                                                                                                               
                                               
                                 
                                               

                                    








D.      SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL
Perusahaan-perusahaan yang menjual barang dagangan yang mahal harganya seperti mobil, mebel, dan peralatan rumah tangga biasanya menggunakan system persediaan perpetual. Cirri-ciri terpenting dalam system tersebut adalah sebagai berikut:
·         Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan, bukan rekening pembelian.
·         Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan, dan dicatat dengan mendebet rekening harga pokok penjualan dan mengkredit rekening persediaan.
·         Persediaan merupaka rekening kontrol  dan dilengkapi denga buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk tiap jenis persediaan.
Pada system perpetual, perhitungan fisik persediaan pada akhir periode akuntansi tetap dilakukan untuk menguji kesesuaian antara data persediaan menurut catatan dengan jumlah fisik yang ada di gudang. Apabila terdapat perbedaan, maka perusahaan membuat jurnal penyesuaian.
E.       PENETAPAN HARGA PEROLEHAN PADA SISTEM PERPETUAL
Metode penentuan harga perolehan persediaan yang telah diterangkan di muka untuk system periodik, berlaku pula untuk metode perpetual. Agar lebih jelas, berikut adalah peenerapan ketiga metode tersebut pada PT. AOIBARA, dengan data sebagai berikut:
Tanggal                 Pembelian                          Penjualan            Saldo
April 3                   4.000 @Rp.8,00                                                   4.000
April 10                 12.000 @Rp. 8,00                                              16.000
April 26                                                                 8.000 unit            8.000
April 29                 4.000 @Rp. 8,30                                                4.000


                                                                                               










1.       First-in, First-out (FIFO)
Dalam metode FIFO, barang yang dibeli lebih awal dianggap akan dijual lebih awal pula. Oleh karena itu, harga perolehan barang yang dibeli lebihawal akan dibebankan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.


Tgl
Pembelian
Penjualan
Saldo














Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
3/4
4.000
Rp 8,00
Rp.32.000



4.000
Rp.8,00
Rp.32.000
10/4
12.000
Rp.8,00
Rp.105.000



4.000
12.000
Rp.8,00
Rp.8,00

}Rp.137.600
26/4



4.000
4.000
Rp.8,00
Rp.8,80

}Rp.67.200

8.000

Rp.8,80

Rp.70.400
29/4
4.000
Rp.8,30
Rp.33.200






8.000
4.000
Rp.8.80
Rp.8,30

}Rp.103.600



Persediaan akhir dalam situasi di atas adalah Rp.103.600,00 dan harga pokok penjualan adalah Rp.67.200,00 {(4.000 x Rp.8,00) + (4.000 x Rp.8,800}
2.       Last-in, First-out (LIFO)
Pada metode LIFO dengan system persediaan perpetual dianggap bahwa barang yang dibeli akhir akan dijual lebih dahuli. Oleh karena itu, harga perolehan baran-barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan menjadi harga pokok penjualan lebih dahulu. Dengan kata lain, harga harga perolehan persediaan akhir akan terdiri dari harga perolehan barang-barang yang dibeli lebih awal.
                                                                                                                                                                                



Tgl
Pembelian
Penjualan
Saldo
Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
3/4
4.000
Rp 8,00
Rp.32.000



4.000
Rp.8,00
Rp.32.000
10/4
12.000
Rp.8,00
Rp.105.000



4.000
12.000
Rp.8,00
Rp.8,00

}Rp.137.600
26/4



8.000

Rp.8,80

Rp.70.000

4.000
4.000
Rp.8,00
Rp.8,80

Rp.67.200
29/4
4.000
Rp.8,30
Rp.33.200






4.000
4.000
4.000
Rp.8.00
Rp.8,80
Rp.8,30

}Rp.100.400



Persediaan akhir dalam situasi di atas adalah Rp.100.400 dan harga pokok penjualan Rp.70.400

3.       Rata-rata bergerak
Pada system perpetual, harga perolehan rata-rata tidak dilakukan ada akhir periode, melainkan pada setiap terjadi transaksi pembelian. Oleh karena itu, metode rata-rata pada system perpetual disebut metode rata-rata bergerak. Disebut demikian karena harga rata-rata pada system ini selalu berubah (bergerak) setiap terjadi transaksi pembelian dengan harga perolehan per unit yang tidak sama dengan rata-rata per unit sebelumnya.



Tgl
Pembelian
Penjualan
Saldo
Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
Unit
HP
Total
3/4
4.000
Rp 8,00
Rp.32.000



4.000
Rp.8,00
Rp.32.000
10/4
12.000
Rp.8,00
Rp.105.000



16.000
Rp.8,60
Rp.137.600
26/4



8.000
Rp.8,60

Rp.68.800
8.000

Rp.8,60
Rp.68.800
29/4
4.000
Rp.8,30
Rp.33.200






12.000
Rp.8.50
Rp.102.000



Seperti terlihat di atas, harga rata-rata yang baru selalu di hitung setiap terjadi transaksi pembelian. Pada tanggal 10 april, setelah 12.000 unit dengan harga Rp. 105.600, maka harga perolehan barang tersedia dijual menjadi Rp.137.600 (Rp.32.000 + Rp.105.600) dengan jumlah unit tersedia menjadi 16.000 unit. Harga rata-rata per unit setelah transaksi pembelian ini adalah Rp.137.600 dibagi 16.000 sama dengan Rp.8,60.



BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dari keseluruhan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan persediaan dalam perusahaan dagang maupun manufaktur adalah penting, mengingat bahwa persediaan adalah elemen yang sangat penting dalam operasional perusahaan. . Persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan kekecewaan konsumen.sebaliknya persediaan yang terlalu  tinggi akan menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung.