Thursday, 29 March 2012

Ada Sebuah Tempat

Sore itu aku berkemas untuk menuju ke sebuah tempat dimana aku bisa berkeluh kesah, bercerita tentang hal menarik maupun buruk yang ku alami, menangis, tersenyum, dan berdoa kepada Allah. Tempat yang membuatku sejenak melupakan kepenatan dari tugas-tugas sekolah. Tempat yang menyadarkanku akan berharganya sebuah kehidupan. Setelah selesai berkemas, aku mengambil sepedaku dan kukayuh menyusuri jalan di sekitar kota.

Ditengah perjalanan yang padat akan kendaraan, sosok yang selama ini yang menjadi panutanku terlintas wajahnya di benakku. Membuatku semakin bersemangat mengayuh sepeda untuk sampai ke tujuan. Sosok yang selalu memberiku semangat untuk tegar dalam menjalani kehidupan, mengajariku tentang bagaimana menjadi seorang gadis yang penyabar dan menceritakan kepadaku betapa bahagianya dia memilikiku.

Mendung menggantung, aku rasa sebentar lagi hujan akan turun menyapa bumi yang gersang ini. Namun semua itu akan kunikmati bersama perjalanan indah ini. Usapan lembut sang bayu mengingatkanku akan lembut sentuhan kasihnya. Aku rindu semua itu.
Tibalah aku disebuah tempat sepi yang jauh dari keramaian kota. Tempat terpencil yang rimbun akan pepohonan dan bunga kamboja. Kuhirup udara sore dingin dan kurasakan tajamnya aroma kamboja yang menenangkan hati. Ada damai yang kurasakan. Ku tuntun sepedaku menuju pusara ibuku tercinta. Aku duduk bersimpuh di hadapan sebuah nisan yang dengan rela tubuhnya terukir oleh nama ibu. Kutaburkan bunga mawar merah kesukaan ibu dan berdoa agar ibu di berikan tempat terindah di sisiNya. “ibu, apa kabar? Taukah ibu hari ini aku baru saja mendapatkan beasiswa berkuliah di Jepang. Aku senang, bu. Tapi, aku sangat sedih karena selama aku disana aku tidak lagi bisa mengunjungi ibu seperti sekarang. Tapi aku janji setelah lulus nanti, aku akan merayakan kebahagiaan itu bersama ibu disini. Aku cinta ibu” ucapku lirih sambil memeluk nisan ibu.

Ada sebuah tempat, dimana kasih sayang yang abadi selalu kurasakan, dimana cinta tulus akan selalu kukenang. Di pusara ibuku yang cantik. Hembusan sang bayu semakin lembut, seolah mewakili belaian ibu yang selalu kurindukan.

No comments:

Post a Comment