Sore itu aku berkemas untuk menuju ke sebuah tempat dimana aku bisa
berkeluh kesah, bercerita tentang hal menarik maupun buruk yang ku
alami, menangis, tersenyum, dan berdoa kepada Allah. Tempat yang
membuatku sejenak melupakan kepenatan dari tugas-tugas sekolah. Tempat
yang menyadarkanku akan berharganya sebuah kehidupan. Setelah selesai
berkemas, aku mengambil sepedaku dan kukayuh menyusuri jalan di sekitar
kota.
Ditengah perjalanan yang padat akan kendaraan, sosok
yang selama ini yang menjadi panutanku terlintas wajahnya di benakku.
Membuatku semakin bersemangat mengayuh sepeda untuk sampai ke tujuan.
Sosok yang selalu memberiku semangat untuk tegar dalam menjalani
kehidupan, mengajariku tentang bagaimana menjadi seorang gadis yang
penyabar dan menceritakan kepadaku betapa bahagianya dia memilikiku.
Mendung
menggantung, aku rasa sebentar lagi hujan akan turun menyapa bumi yang
gersang ini. Namun semua itu akan kunikmati bersama perjalanan indah
ini. Usapan lembut sang bayu mengingatkanku akan lembut sentuhan
kasihnya. Aku rindu semua itu.
Tibalah aku disebuah tempat sepi
yang jauh dari keramaian kota. Tempat terpencil yang rimbun akan
pepohonan dan bunga kamboja. Kuhirup udara sore dingin dan kurasakan
tajamnya aroma kamboja yang menenangkan hati. Ada damai yang kurasakan.
Ku tuntun sepedaku menuju pusara ibuku tercinta. Aku duduk bersimpuh di
hadapan sebuah nisan yang dengan rela tubuhnya terukir oleh nama ibu.
Kutaburkan bunga mawar merah kesukaan ibu dan berdoa agar ibu di berikan
tempat terindah di sisiNya. “ibu, apa kabar? Taukah ibu hari ini aku
baru saja mendapatkan beasiswa berkuliah di Jepang. Aku senang, bu.
Tapi, aku sangat sedih karena selama aku disana aku tidak lagi bisa
mengunjungi ibu seperti sekarang. Tapi aku janji setelah lulus nanti,
aku akan merayakan kebahagiaan itu bersama ibu disini. Aku cinta ibu”
ucapku lirih sambil memeluk nisan ibu.
Ada sebuah tempat,
dimana kasih sayang yang abadi selalu kurasakan, dimana cinta tulus akan
selalu kukenang. Di pusara ibuku yang cantik. Hembusan sang bayu
semakin lembut, seolah mewakili belaian ibu yang selalu kurindukan.
No comments:
Post a Comment