Kembali aku mendatangi ruangan sunyi itu. hanya ada aku dan seorang
pemuda berwajah pucat tak berdaya yang sedang terbujur lemah di sebuah
tempat tidur. Aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang
perawat.tapi aku bukan perawat yang lulus dari akademi keperawatan. Aku
merawatnya karena itulah kewajibanku sebagai seorang kekasih. Kekasih
yang sangat berharga bagiku.
Beribu pertanyaan telah banyak kuterima dari teman-teman dan
kerabatku. “untuk apa kau melakukan semua itu?”aku hanya punya satu
jawaban yang aku pikir benar dan yah..itulah jawaban tulus dariku. “aku
hanya ingin dia bangun dan memainkan gitar ini untukku” jawabku.
Terkesan memaksa, dan mungkin hanya aku yang mengerti maknanya.
Kulirik jam berbentuk gitar yang tergeletak di meja. Pukul 04:00
pagi. Aku duduk di samping tempat ia tertidur. Berharap ia akan segera
bangun. Sesekali kugenggam tangannya, terasa dingin. Bibirnya terlihat
pucat, sungguh pemandangan yang memilukan. Aku tak sanggup melihatnya
lebih lama. Lalu kuambil gitar tuaku dan kumainkan sebuah nada lirih
sebagai luapan rasa sedihku.
Aku menghentikan permainan gitarku saat kudengar suara adzan
berkumandang. Kusegerakan mengambil air wudhu dan shalat subuh. Dalam
shalatku, aku berdoa agar Allah membangunkannya. Dia telah lama terbujur
dalam keadaan koma. Sering aku berpikir, mengapa bukan aku yang
menggantikanya saja?
Setelah shalat, aku kembali duduk disampingnya dan memetik dawai
gitar ini. Namun rasanya sama saja. Aku memegang tangannya. Semakin
dingin dan kaku. Dengan sedikit perasaan cemas, ku cek denyut nadinya.
aku merasakan ada yang berbeda. Aku bersandar dan menghela nafas
panjang. Seketika air mataku meleleh membentuk sebuah sungai kecil di
pipiku.
Aku beranjak dari kursi dan membuka tirai yang masih tertutup.
“selamat pagi” ucapku lirih masih dengan deraian air mata. Aku kembali
duduk di sampingnya. Di samping orang yang sangat kucintai yang telah
terbujur kaku. Aku memeluk dan mencium keningnya untuk yang terakhir
kalinya.
“kuucapkan selamat tinggal untuk pagi ini dan kujelang hari esok tanpa cinta” bisikku padanya.
No comments:
Post a Comment