Monday 10 March 2014

Jejak Kecil Si Gadis (Part III)

Menunggu itu tidak buruk. Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat menunggu, salah satunya yang kami lakukan saat menunggu keberangkatan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Taraaa~

(dari kiri: aku, Iqbal, Resky)

(Aku, Iqbal, dan Rika)

Tiba di terminal Purabaya atau yang lebih dikenal dengan nama Terminal Bungurasih, kami mampir ngisi perut. Sempat heboh, kok harganya mahal? Hush, yang penting bisa makan!
Walaupun kesal karena harga makanannya tidak sebanding dengan apa yang kami dapat, narsis tetap mode ON. Khihi.

Narsis sejenak sambil menunggu pesanan datang



24-27 Februari 2014
Di sanalah kami dipertemukan dari berbagai daerah, suku dan bahasa di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Jember sebagai tuan rumah dalam kegiatan Seminar Nasional dan Forum Ilmiah serta  Pleno ISMEI 2014 sangat amazing dalam mengelola acara hingga akhir. Ada banyak pelajaran yang kubawa pulang ke kampung halaman di Parepare, Sulawesi Selatan.

Awalnya aku agak canggung bergaul dengan teman-teman sekamarku (aku senang ditempatkan di kamar itu, namanya kamar Edelweis, perlambang cinta sejati. Hehehe). Namun, setelah dua hari kegiatan, kami mulai akrab satu sama lain. Di dalam kamar Edelweis sendiri ada mahasiswa dari Kuningan, Aceh, Majalengka, Kalimantan, Surabaya. Dan satu lagi yang membuatku semakin betah, aku suka mempraktekkan cara berbicara khas orang jawa. Dan salah satu dari mereka sudah kuanggap kakakku sendiri. Sampai saat ini pun kami masih sering SMS-an. Dia gadis Aceh yang manis.
Inilah potret rona-rona kebahagiaan kami di sana.

Usai menerima materi terakhir

(Walaupun kelelahan usai menerima materi, nampaknya 'tak ada kata lelah untuk berfoto ria, heehehe) :D

Hmm... sepertinya ada penampakan di belakang kami :p

(Chaaa~ bersama teman-teman dari Palu) :D

(Dari kiri: Aku, Mbak Titin dari Riau, Rika, dan maaf aku lupa nama teman yang di sebelah kanan, asalnya dari palu) *gomeeen >_<

(Bareng teman-teman dari Palu) *lagi :)


(Ternyata di sebelah sana ada yang lebih esksi dari kami, hihi) <_<

(Bersama teman-teman dari Palu dan Aceh) *ngakak lihat posenya :v

(Pemuda berseragam hitam di sebelah kiri itu adalah ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang)

Gala Dinner. Bersama mahluk-mahluk kelaparan <3

(Dari kiri: Rika, Kak Sajida dari Aceh, Teteh Dian dari Kuningan, Teteh Ana dari Majalengka, dan Akyuu~) :D


Di akhir kegiatan, kami berkunjung ke pabrik pengolahan kopi dan kakao, Kebun Percobaan Kaliwingin. Aroma kelezatan kakao menyeruak ke rongga hidungku. Nikmat sekali rasanya. Karena penasaran, kami pun masuk ke dalam untuk melihat proses pengolahan cokelat terlebih dahulu. Mataku tertuju pada bongkahan cokelat yang telah siap dimakan, ah rupanya aku keliru, cokelat yang kumakan rasanya sangat pahit, beberapa teman hanya menertawaiku karena ekspresi aneh yang kutunjukkan >_<. Tidak lupa, kami juga melihat proses pembuatan kue kering dari bahan dasar cokelat. Sedapnyeee~

*entah pohon apa ini


(pohon kakao yang memikat hati <3)


(Ini adalah mesin pengolah Kakao, pertama kalinya melihat langsung) *senaaang >_<



(Cokelaaat everywhere~) *_*

(Cokelat pasta yang telah diolah, masih ada proses selanjutnya) *sok tahu :v

(Kalau yang ini cokelat bubuk. Aromanya..cokelat bangeet) :o 

(Kue cokelat yang akan dipanggang dalam oven. Aku telah mencicipi rasanya. Oishii) :3

Beralih ke tempat pengolahan kopi. Sama halnya dengan tempat pengolahan kakao, aromanya sama nikmatnya. Menurut mbak-mbak yang kutanyai di sana, kopi yang dibudidayakan di tempat tersebut hanya ada kopi robusta. Menjelang siang, para rombongan menyerbu toko yang menjual penganan dari cokelat dan kopi. Aku membeli beberapa bungkus kopi dan cokelat tentunya untuk dibawa ke Parepare. Senang rasanya :D

Inilah beberapa hasil jepretan kami, hehe..


(Ini salah satu jenis kopi yang dibudidayakan di kebun percobaan Kaliwingin. Namanya Kopi Gelondong) *jadi ingat sapi gelondongan -_-

(Dan kopi HS. Cerobohnya, aku tidak bertanya soal kopi yang satu ini)


Tempat kedua yang kami kunjungi yaitu Pantai Papuma. Aku melihat tulisan ‘Surga di Balik Bukit’ yang dipasang di batang pohon, oh benar saja, Papuma memang salah satu cabang surga yang ada di bumi. Laut yang membentang luas dengan warna biru kehijau-hijauan, karang-karang cantik, pasir putih yang menawan, perahu-perahu yang berjejer di bibir pantai, sambutan ombak yang membuatku tergugah untuk lebih lama di sana. Subhanallah, indah sekali. Dan satu lagi, mahluk bernama monyet juga ada di sana, lho. Dengan lincahnya mereka loncat dari dahan satu ke dahan yang lain. Syukurlah mereka tak loncat ke hatikuu~ *plakk!!
Mungkin aku tidak mampu merangkai kata lagi untuk mendeskripsikan keindahan sang Khalik di Pantai Papuma. Silakan tengok gambar-gambar berikut yaa.

(Yaii..surga di balik bukit) :D

Mati Gaya :v

Halah :v

Oaah..gimana pemandangannya? Keren, kan? :D

Lumayan, nih, batu-batu kecil ini bisa buat terapi reumatik :p


(Hiks..esok harinya kami akan berpisah) T^T
Dari kiri: Mas Edwin (Majalengka), Resky, Mas Imam (Majalengka), Iqbal, Aku dan RIka

Lima hari di Jember membuatku betah. Namun, perpisahan adalah sesuatu yang harus dihadapai manusia. Keesokan harinya aku pulang dengan saldo kenangan yang sangat banyak. Terima kasih teman-teman, sampai jumpa di petualangan berikutnya. Jaa.

Friday 14 February 2014

Suguhan Cinta Semu dari Februari


Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari adalah hari yang dinantikan oleh pasangan di seluruh penjuru dunia. Valentine seolah menjadi trend remaja zaman ini. Pada hari itu, mereka akan berbagi kebahagiaan, kasih sayang dan cinta pada pasangan masing-masing. Cokelat dan bunga adalah pemberian yang paling umum diberikan kepada pasangan mereka. Di berbagai Negara mempunyai tradisi masing-masing dalam menyambut datangnya hari kasih sayang tersebut. Di Negara kita pun tidak ketinggalan, lambat laun tradisi Valentine ini kian meluas dan membudaya di negeri Indonesia.

Menurut sejarah, Valentine sebenarnya nama seorang manusia, sama seperti kita. Bedanya ia adalah seorang martyr, atau dalam Islam disebut “Syuhada” yang karena kedermawanannya ia diberi gelar Saint atau Santo. Namun naas, ia terbunuh pada tanggal 14 Februari 270 M  karena bertikai dengan penguasa Romawi pada zamannya yaitu Raja Caludius II. Oleh karena itu, bangsa Romawi pada saat itu memperingati hari kematian St. Valentine setiap tanggal 14 Februari setelah mereka masuk agama Nasrani. Namun,  sejak abad 16 M 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Itu baru versi pertamanya, masih ada cerita lain tentang asal-usul hari Valentine.

Versi kedua mengatakan bahwa pada tanggal 15 Februari diperingati sebagai hari Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.


Simak dan renungkan Firman Allah SWT di bawah ini:
“ Dan janglah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Tidak banyak yang tahu tentang sejarah Hari Valentine tersebut. Kebanyakan masyarakat hanya ikut-ikutan tanpa tahu yang diikutinya tersebut tidak ada kaitannya dengan ajaran agama Islam. Malam Valentine digunakan oleh mereka sebagai ajang untuk memadu kasih, berpesta dan memperlihatkan seberapa tulus kasih sayang mereka terhadap pasangannya hingga ‘tak jarang mereka masuk ke dalam jurang kemaksiatan. Ada yang berkencan hingga lupa diri, bergandengan tangan, berciuman hingga melakukan perbuatan zina. Membohongi orang tua di rumah dengan alasan hanya sekadar berkumpul dengan teman-teman, reuni dan bermacam-macam alasan lainnya, tetapi kenyataannya justru berbeda. Alhasil, akibat dari perbuatan terlarang tersebut mengakibatkan kerugian baik pihak wanita maupun pria. Banyak kasus seperti hamil di luar nikah hingga berujung kematian akibat praktek aborsi. Mereka kehilangan masa remaja yang seharusnya diisi dengan kegiatan bermanfaat, dikucilkan orang-orang bahkan keluarganya sendiri akibat aib yang dibawanya.  

Kita semua tahu bahwa pemilik cinta sejati adalah Allah SWT. Dia yang menciptakan perasaan yang bernama ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’, maka sepatutnyalah kita sebagai ciptaannya menyembah dan hanya memberi cinta dan kasih sayang tersebut terhadapNya. Kita bernafas dan diberi umur panjang hingga sekarang adalah salah satu bentuk perwujudan kasih sayang Allah SWT. Bisakah manusia memberi hal yang sama seperti yang diberikan Allah SWT pada kita? Renungkanlah.

Menyatakan rasa cinta dan kasih sayang pada sesama manusia tidak dilarang, asal dengan cara yang masih di dalam batas kaidah keislaman. Seperti menyenangkan hati kedua orang tua, saudara, teman, sahabat, guru, dosen dan kerabat lainnya. Bermusyawarah dalam rangka mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Mengikuti bakti sosial, pengajian, mendengarkan tausiyah, seminar dan kegiatan bermanfaat lainnya. Hal lain yang bisa dilakukan seperti menyantuni fakir miskin dan anak yatim lebih baik dibandingkan membuat pesta besar yang membuat kita bersifat boros dan mengundang perbuatan zina.

Yakinlah pada sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu” dalam hal ini pun termasuk kebiasaannya.

Adapun bagi orang yang sekadar memberi ucapan “Selamat Hari Valentine” pun tidak lepas dari perkara kekafiran. Tentu saja jika memberi ucapan di atas, sama halnya kita menyetujui cara mereka, menyanjung kebiasaan mereka menyembah hal-hal yang tidak ada. Percaya pada firman Allah SWT, insya Allah setiap jalan yang kita lalui tidak akan membawa pada kesesatan.


Tuesday 11 February 2014

Jejak Kecil Si Gadis (Part II)



Hai 11 Februari. Kaupapah lagi tubuhku untuk terus bergerak, berkeliling di sekitar kota hingga terdampar di pelabuhan. Awalnya hanya membunuh kejenuhan, aku berkunjung ke perpustakaan. Kebetulan salah seorang kawanku juga datang dan akhirnya petualangan di sepenggal sore pun dimulai. 

Usai makan bakso di depan Monumen 4000 jiwa (sempet nambah sih, hehe), kami menjejakkan kaki ke pelabuhan. Ternyata di sana ada segerombolan turis dari Jerman yang sedang gentayangan (eh). Iseng-iseng kami masuk dan duduk di depan pagar. Dan kebetulan lagi kawanku ini kenal dengan salah satu tour guidenya, akhirnya kami bisa mengambil foto bersama dengan beberapa orang turis. Senang rasanya bisa bertegur sapa dengan mereka. Ternyata perbedaan itu benar-benar istimewa.




Tingginya, broo~ -_-
Kata pak satpam yang sempat kami wawancarai, kapal pesiar dari berbagai Negara akan datang sekitar bulan Januari hingga Maret. Bulan depan ada kesempatan lagi untuk berfoto ria bersama saudara kita dari luar negeri. Harapanku sih, aku yang jadi turis di Negara mereka (hehehe) :D

Saturday 1 February 2014

Aku dan Sepenggal Kata yang Belum Sempat Tersampaikan

Ketika berada dalam suatu keadaan yang mengharuskan untuk diam, aku hanya diam. Berbicara pada hati yang suaranya 'tak pernah kudengarkan. Ketika dalam keadaan yang mengharuskan aku bicara, aku kadang diam dalam ketidaktahuan. Karena ada kata yang 'tak bisa kusampaikan.

Ada yang kian menyesakkan hati, jati diri yang sampai hari ini belum kuketahui keberadaannya. Jati diri yang belum kutemukan di sisa kehidupan. Ia tak ada dalam lembaran kertas, pun tak ada dalam nyanyian lawas. Ia hanya ada di antara sadar dan belum sadarnya aku.

Sunday 26 January 2014

My Inspiration, Hana Tajima.

Awal melihat dia tampil di layar lepiku, aku langsung jatuh hati pada gaya berpakaian dan hijabnya. Keren!
Tanpa malu-malu, aku coba mengenakan salah satu jilbabku dan meniru gaya berhijab Hana Tajima. Sangat simple untuk orang yang tidak suka ritual meribetkan diri sepertiku, wkwk.

Monday 20 January 2014

Yang Lebih Kejam Daripada Terbunuh dan Difitnah

Jenuh kepada manusia. Dan karena perasaan itu datang kembali, aku memilih untuk berhadapan dengan syaitan. Namun bukan untuk berteman, melainkan untuk melampiaskan kekesalanku pada dunia. Kerasnya kehidupan yang baru level 1 kujejaki. Ternyata sangat keras, bahkan aku belum bisa menerimanya. Ketika mengetahui aku sudah bukan anak-anak lagi, aku berani maju. Hidupku harus terus berjalan walau sekeras apapun, karena tujuanku hanya surga dan kekal di dalamnya. Semoga..

Sempat terpikirkan olehku untuk meninggalkan semua yang telah kujalani dan kumiliki. Sendiri itu kejam, lebih kejam dari pembunuhan dan difitnah. Bisa kau bayangkan jika harus sendirian di bumi? Aku pikir orang akan memilih mati.
Keputusasaan segera datang menyelimuti. Tidak, aku masih yakin hidup ini adil, hanya saja aku belum menemukan letak keadilan. aku tidak boleh serta merta mengatakan bahwa dunia tidak adil, tidak. Dunia ini adil berkatNya.

Jejak Kecil Si Gadis (Part I)

Ini adalah cerita tentang jejak-jejak kecilku di sebuah cabang surga yang terdapat di bumi. Itu menurutku, karena sepanjang mata memandang hanya ada hamparan hijau sawah bagai zamrud.

Diawali dengan mengunjungi pantai Wakka yang terletak di sebuah desa di Kabupaten Pinrang, aku beserta rombongan menikmati belaian lembut angin dan nyanyian ombak yang menyuguhkan sejuta pesona keindahan. Puas dengan semua itu, kami pun menyantap hidangan yang telah disediakan, ikan bakar lengkap dengan nasi dan sayur. Ini yang menjadi penggugah seleraku untuk makan, ada sambel mangga. Hohoho~



*Tidak lupa, dalam kesenangan ini kami tidak lepas untuk beribadah pada Allah, sedikit berbagi cerita tentang kebahagian kami padaNya. Terima kasih untuk Allah atas kesempatan di sejuknya udara 18 Januari 2014 :)

~~~~~
Usai ritual pengenyangan perut (hehe), aku dan beberapa orang teman mengunjungi kediaman seorang teman kami yang kebetulan tinggal tidak jauh dari pantai wisata tersebut. Di sana kami disuguhkan lagi dengan makanan khas bernama Anjoroi. Anjoroi terdiri dari pisang rebus yang dicampur dengan kuah santan yang manis. Jika suka, boleh ditambahkan dengan sambel terasi dalam kuahnya. Wah, pertama kali melihatnya, rasa penasaranku langsung meloncat ke dalam kuah Anjoroi. Rasanya lumayan enak dilidahku, walaupun awalnya agak aneh karena baru pertama kali mencobanya. Karena masih kenyang usai makan ikan di pantai, aku hanya bisa memakan setengah piring.

Tak lupa pula kami mengunjungi mesjid yang menurut kami sangat unik. Mesjid ini berdiri di atas empang. Arsitekturnya pun sangat indah, bahkan saat ingin meninggalkan mesjid tersebut, rasanya aku tidak ingin melepas pandanganku terhadap keindahannya. Huee~

Nih dia, keren kan? :D

Kita narsis-narsisan dulu hehehe >_<


Ini bukan akhir dari perjalanan lho, setelah itu kami mengunjungi kediaman teman kami selanjutnya. Di sana lagi-lagi perut kami dimanjakan dengan bubur manado. Benar-benar hari itu kami kekenyangan -_-
Tetapi alhamdulillah :D

Ini dia wajah bubur manado yang menggiurkan itu. Taraaa~~

Cukup sampai di situ saja, setelah beberapa ritual tadi, akhirnya kami tepar juga.
Sangat menyenangkan, dan aku berharap akan ada hari dimana kami bisa liburan bersama-sama kembali :D