Menunggu
itu tidak buruk. Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat menunggu, salah
satunya yang kami lakukan saat menunggu keberangkatan di Bandara Sultan
Hasanuddin Makassar. Taraaa~
(dari kiri: aku, Iqbal, Resky)
(Aku, Iqbal, dan Rika)
Tiba di terminal Purabaya atau yang lebih dikenal dengan nama Terminal Bungurasih, kami mampir ngisi
perut. Sempat heboh, kok harganya mahal? Hush, yang penting bisa makan!
Walaupun
kesal karena harga makanannya tidak sebanding dengan apa yang kami dapat,
narsis tetap mode ON. Khihi.
Narsis sejenak sambil menunggu pesanan datang
24-27
Februari 2014
Di
sanalah kami dipertemukan dari berbagai daerah, suku dan bahasa di Indonesia. Universitas
Muhammadiyah Jember sebagai tuan rumah dalam kegiatan Seminar Nasional dan
Forum Ilmiah serta Pleno ISMEI 2014
sangat amazing dalam mengelola acara
hingga akhir. Ada banyak pelajaran yang kubawa pulang ke kampung halaman di
Parepare, Sulawesi Selatan.
Awalnya
aku agak canggung bergaul dengan teman-teman sekamarku (aku senang ditempatkan
di kamar itu, namanya kamar Edelweis, perlambang cinta sejati. Hehehe). Namun,
setelah dua hari kegiatan, kami mulai akrab satu sama lain. Di dalam kamar
Edelweis sendiri ada mahasiswa dari Kuningan, Aceh, Majalengka, Kalimantan,
Surabaya. Dan satu lagi yang membuatku semakin betah, aku suka mempraktekkan
cara berbicara khas orang jawa. Dan salah satu dari mereka sudah kuanggap kakakku sendiri. Sampai saat ini pun kami masih sering SMS-an. Dia gadis Aceh yang manis.
Inilah
potret rona-rona kebahagiaan kami di sana.
Usai menerima materi terakhir
(Walaupun kelelahan usai menerima materi, nampaknya 'tak ada kata lelah untuk berfoto ria, heehehe) :D
Hmm... sepertinya ada penampakan di belakang kami :p
(Chaaa~ bersama teman-teman dari Palu) :D
(Dari kiri: Aku, Mbak Titin dari Riau, Rika, dan maaf aku lupa nama teman yang di sebelah kanan, asalnya dari palu) *gomeeen >_<
(Bareng teman-teman dari Palu) *lagi :)
(Ternyata di sebelah sana ada yang lebih esksi dari kami, hihi) <_<
(Bersama teman-teman dari Palu dan Aceh) *ngakak lihat posenya :v
(Pemuda berseragam hitam di sebelah kiri itu adalah ketua BEM Fakultas Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang)
Gala Dinner. Bersama mahluk-mahluk kelaparan <3
(Dari kiri: Rika, Kak Sajida dari Aceh, Teteh Dian dari Kuningan, Teteh Ana dari Majalengka, dan Akyuu~) :D
Di
akhir kegiatan, kami berkunjung ke pabrik pengolahan kopi dan kakao, Kebun Percobaan Kaliwingin. Aroma
kelezatan kakao menyeruak ke rongga hidungku. Nikmat sekali rasanya.
Karena penasaran, kami pun masuk ke dalam untuk melihat proses pengolahan
cokelat terlebih dahulu. Mataku tertuju pada bongkahan cokelat yang telah siap
dimakan, ah rupanya aku keliru, cokelat yang kumakan rasanya sangat pahit,
beberapa teman hanya menertawaiku karena ekspresi aneh yang kutunjukkan
>_<. Tidak lupa, kami juga melihat proses pembuatan kue kering dari bahan
dasar cokelat. Sedapnyeee~
*entah pohon apa ini
(pohon kakao yang memikat hati <3)
(Ini adalah mesin pengolah Kakao, pertama kalinya melihat langsung) *senaaang >_<
(Cokelaaat everywhere~) *_*
(Cokelat pasta yang telah diolah, masih ada proses selanjutnya) *sok tahu :v
(Kalau yang ini cokelat bubuk. Aromanya..cokelat bangeet) :o
(Kue cokelat yang akan dipanggang dalam oven. Aku telah mencicipi rasanya. Oishii) :3
Beralih
ke tempat pengolahan kopi. Sama halnya dengan tempat pengolahan kakao, aromanya
sama nikmatnya. Menurut mbak-mbak yang kutanyai di sana, kopi yang
dibudidayakan di tempat tersebut hanya ada kopi robusta. Menjelang siang, para
rombongan menyerbu toko yang menjual penganan dari cokelat dan kopi. Aku membeli
beberapa bungkus kopi dan cokelat tentunya untuk dibawa ke Parepare. Senang
rasanya :D
Inilah
beberapa hasil jepretan kami, hehe..
(Ini salah satu jenis kopi yang dibudidayakan di kebun percobaan Kaliwingin. Namanya Kopi Gelondong) *jadi ingat sapi gelondongan -_-
(Dan kopi HS. Cerobohnya, aku tidak bertanya soal kopi yang satu ini)
Tempat
kedua yang kami kunjungi yaitu Pantai Papuma. Aku melihat tulisan ‘Surga di
Balik Bukit’ yang dipasang di batang pohon, oh benar saja, Papuma memang salah satu cabang surga yang ada di
bumi. Laut yang membentang luas dengan warna biru kehijau-hijauan, karang-karang
cantik, pasir putih yang menawan, perahu-perahu yang berjejer di bibir pantai,
sambutan ombak yang membuatku tergugah untuk lebih lama di sana. Subhanallah,
indah sekali. Dan satu lagi, mahluk bernama monyet juga ada di sana, lho. Dengan lincahnya mereka loncat dari dahan satu ke dahan yang lain. Syukurlah mereka tak loncat ke hatikuu~ *plakk!!
Mungkin
aku tidak mampu merangkai kata lagi untuk mendeskripsikan keindahan sang Khalik
di Pantai Papuma. Silakan tengok gambar-gambar berikut yaa.
(Yaii..surga di balik bukit) :D
Mati Gaya :v
Halah :v
Oaah..gimana pemandangannya? Keren, kan? :D
Lumayan, nih, batu-batu kecil ini bisa buat terapi reumatik :p
(Hiks..esok harinya kami akan berpisah) T^T
Dari kiri: Mas Edwin (Majalengka), Resky, Mas Imam (Majalengka), Iqbal, Aku dan RIka
Lima
hari di Jember membuatku betah. Namun, perpisahan adalah sesuatu yang harus
dihadapai manusia. Keesokan harinya aku pulang dengan saldo kenangan yang
sangat banyak. Terima kasih teman-teman, sampai jumpa di petualangan berikutnya. Jaa.