Aku tengah
sibuk menekan keypad ponselku sambil membuka situs jejaring social
facebook. Inilah selingan dari rutinitasku setiap harinya yang dipenuhi
dengan tumpukan tugas. Tuntutan sebagai seorang mahasiswi yang harus
kujalani dengan sabar. Ditengah keasyikan itu, aku menerima sebuah pesan
singkat dari seseorang. Seseorang yang baru-baru ini aku kenal dan
menjadi teman dekatku sekaligus teman sms-anku. Lalu kami pun mengobrol.
Sesekali ia melayangkan beberapa pertanyaan yang menjurus kepada
privasiku. Tapi aku tidak keberatan dengan hal itu. Entah kenapa.
Ditengah obrolan yang seru itu, aku membaca sebuah tulisan “na, wo
hen ai ni” yang membuatku sedikit bingung. Bahasa mandarin yang belum
kutau artinya. Saat aku bertanya arti dari kalimat itu, dia berjanji
akan menelpon malam nanti dan memberi tahu semuanya. Rasa penasaran
menggelayutiku. Hingga malam tiba, aku teringat kembali akan janjinya.
Kulihat layar ponselku, berharap agardia segeran menelponku agarrasa
penasaran ini bisa terjawab. Terlalu lama menunggu, aku meninggalkan
ponselku sebenta. Dan saat aku kembali, ternyata dia menelpon.
Akh,bodohnya aku.
Tak lama waktu berselang, dia kembali mengulang panggilannya. Aku
dikejutkan oleh nada dering ponselku yang lumayan keras. Ku tarik nafas
dalam-dalam, dan..”iya, halo?” sapaku gugup. Saat mendengar suaranya,ya
Tuhan..suara itu indah sekali di telingaku. Sesekali dia bercanda di
ujung telepon dan kami pun tertawa bersama. Tengah asyik tertawa, aku
menagih janjinya. Saat itu dia mulai gugup. Aku bisa merasakan itu dari
nada suaranya yang berbeda dari sebelumnya. Saat dia berkata “a..aku
suka banget sama kamu” sontak membuatku terkejut. Kami terdiam sejenak.
Dia memberiku kesempatan untuk tidak menjawab apapun sekarang. Jujur
saja, aku sangat grogi dan entah karena apa sebabnya sehingga aku
demikian groginya. Aneh. Setelah dia memutuskan untuk megakhiri
pembicaraan itu, aku termenung sejenak. Sesekali aku tersenyum mengingat
apa yang diucapkannya tadi. “ternyata masih ada yang menyukai gadis
sepertiku” batinku.
Jariku tengah asyik menari-nari diatas sebuah kertas putih. Kutarik
garis demi garis sehingga terciptalah sebuah gambar. Lumayanlah untuk di
pandangi. Hahaha. Kuingat kembali pembicaraanku dengannya semalam.
Sejak malam itu perasaan ini mulai bersemi dengan sendirinya.
Keajaibankah ini? Aku hanya mengikuti apa pun kata hatiku. Perasaan ini
sangat indah dan membuatku terbuai.
Aku memutuskan untuk mengirim pesan singkat untuknya. Di tengah
obrolan kami, akhirnya kukatakan yang sejujurnya. “ana uhibbu ilaika”.
Namun rupanya dia bingung dan memutuskan untuk mencari arti dari bahasa
itu. Setelah dia tau, aku bisa merasakan betapa senangnya dia saat itu.
Aku pun demikian. hari itu, dua anak manusia sedang di dekap oleh
sebuah cinta.
No comments:
Post a Comment