Thursday 29 March 2012

Dua Bahasa Cinta

Aku tengah sibuk menekan keypad ponselku sambil membuka situs jejaring social facebook. Inilah selingan dari rutinitasku setiap harinya yang dipenuhi dengan tumpukan tugas. Tuntutan sebagai seorang mahasiswi yang harus kujalani dengan sabar. Ditengah keasyikan itu, aku menerima sebuah pesan singkat dari seseorang. Seseorang yang baru-baru ini aku kenal dan menjadi teman dekatku sekaligus teman sms-anku. Lalu kami pun mengobrol. Sesekali ia melayangkan beberapa pertanyaan yang menjurus kepada privasiku. Tapi aku tidak keberatan dengan hal itu. Entah kenapa.
Ditengah obrolan yang seru itu, aku membaca sebuah tulisan “na, wo hen ai ni” yang membuatku sedikit bingung. Bahasa mandarin yang belum kutau artinya. Saat aku bertanya arti dari kalimat itu, dia berjanji akan menelpon malam nanti dan memberi tahu semuanya. Rasa penasaran menggelayutiku. Hingga malam tiba, aku teringat kembali akan janjinya. Kulihat layar ponselku, berharap agardia segeran menelponku agarrasa penasaran ini bisa terjawab. Terlalu lama menunggu, aku meninggalkan ponselku sebenta. Dan saat aku kembali, ternyata dia menelpon. Akh,bodohnya aku.
Tak lama waktu berselang, dia kembali mengulang panggilannya. Aku dikejutkan oleh nada dering ponselku yang lumayan keras. Ku tarik nafas dalam-dalam, dan..”iya, halo?” sapaku gugup. Saat mendengar suaranya,ya Tuhan..suara itu indah sekali di telingaku. Sesekali dia bercanda di ujung telepon dan kami pun tertawa bersama. Tengah asyik tertawa, aku menagih janjinya. Saat itu dia mulai gugup. Aku bisa merasakan itu dari nada suaranya yang berbeda dari sebelumnya. Saat dia berkata “a..aku suka banget sama kamu” sontak membuatku terkejut. Kami terdiam sejenak. Dia memberiku kesempatan untuk tidak menjawab apapun sekarang. Jujur saja, aku sangat grogi dan entah karena apa sebabnya sehingga aku demikian groginya. Aneh. Setelah dia memutuskan untuk megakhiri pembicaraan itu, aku termenung sejenak. Sesekali aku tersenyum mengingat apa yang diucapkannya tadi. “ternyata masih ada yang menyukai gadis sepertiku” batinku.
Jariku tengah asyik menari-nari diatas sebuah kertas putih. Kutarik garis demi garis sehingga terciptalah sebuah gambar. Lumayanlah untuk di pandangi. Hahaha. Kuingat kembali pembicaraanku dengannya semalam. Sejak malam itu perasaan ini mulai bersemi dengan sendirinya. Keajaibankah ini? Aku hanya mengikuti apa pun kata hatiku. Perasaan ini sangat indah dan membuatku terbuai.
Aku memutuskan untuk mengirim pesan singkat untuknya. Di tengah obrolan kami, akhirnya kukatakan yang sejujurnya. “ana uhibbu ilaika”. Namun rupanya dia bingung dan memutuskan untuk  mencari arti dari bahasa itu. Setelah dia tau, aku bisa merasakan betapa senangnya dia saat itu. Aku pun demikian. hari itu, dua anak manusia sedang di dekap oleh sebuah cinta.

No comments:

Post a Comment