Friday 14 February 2014

Suguhan Cinta Semu dari Februari


Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari adalah hari yang dinantikan oleh pasangan di seluruh penjuru dunia. Valentine seolah menjadi trend remaja zaman ini. Pada hari itu, mereka akan berbagi kebahagiaan, kasih sayang dan cinta pada pasangan masing-masing. Cokelat dan bunga adalah pemberian yang paling umum diberikan kepada pasangan mereka. Di berbagai Negara mempunyai tradisi masing-masing dalam menyambut datangnya hari kasih sayang tersebut. Di Negara kita pun tidak ketinggalan, lambat laun tradisi Valentine ini kian meluas dan membudaya di negeri Indonesia.

Menurut sejarah, Valentine sebenarnya nama seorang manusia, sama seperti kita. Bedanya ia adalah seorang martyr, atau dalam Islam disebut “Syuhada” yang karena kedermawanannya ia diberi gelar Saint atau Santo. Namun naas, ia terbunuh pada tanggal 14 Februari 270 M  karena bertikai dengan penguasa Romawi pada zamannya yaitu Raja Caludius II. Oleh karena itu, bangsa Romawi pada saat itu memperingati hari kematian St. Valentine setiap tanggal 14 Februari setelah mereka masuk agama Nasrani. Namun,  sejak abad 16 M 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Itu baru versi pertamanya, masih ada cerita lain tentang asal-usul hari Valentine.

Versi kedua mengatakan bahwa pada tanggal 15 Februari diperingati sebagai hari Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.


Simak dan renungkan Firman Allah SWT di bawah ini:
“ Dan janglah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Tidak banyak yang tahu tentang sejarah Hari Valentine tersebut. Kebanyakan masyarakat hanya ikut-ikutan tanpa tahu yang diikutinya tersebut tidak ada kaitannya dengan ajaran agama Islam. Malam Valentine digunakan oleh mereka sebagai ajang untuk memadu kasih, berpesta dan memperlihatkan seberapa tulus kasih sayang mereka terhadap pasangannya hingga ‘tak jarang mereka masuk ke dalam jurang kemaksiatan. Ada yang berkencan hingga lupa diri, bergandengan tangan, berciuman hingga melakukan perbuatan zina. Membohongi orang tua di rumah dengan alasan hanya sekadar berkumpul dengan teman-teman, reuni dan bermacam-macam alasan lainnya, tetapi kenyataannya justru berbeda. Alhasil, akibat dari perbuatan terlarang tersebut mengakibatkan kerugian baik pihak wanita maupun pria. Banyak kasus seperti hamil di luar nikah hingga berujung kematian akibat praktek aborsi. Mereka kehilangan masa remaja yang seharusnya diisi dengan kegiatan bermanfaat, dikucilkan orang-orang bahkan keluarganya sendiri akibat aib yang dibawanya.  

Kita semua tahu bahwa pemilik cinta sejati adalah Allah SWT. Dia yang menciptakan perasaan yang bernama ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’, maka sepatutnyalah kita sebagai ciptaannya menyembah dan hanya memberi cinta dan kasih sayang tersebut terhadapNya. Kita bernafas dan diberi umur panjang hingga sekarang adalah salah satu bentuk perwujudan kasih sayang Allah SWT. Bisakah manusia memberi hal yang sama seperti yang diberikan Allah SWT pada kita? Renungkanlah.

Menyatakan rasa cinta dan kasih sayang pada sesama manusia tidak dilarang, asal dengan cara yang masih di dalam batas kaidah keislaman. Seperti menyenangkan hati kedua orang tua, saudara, teman, sahabat, guru, dosen dan kerabat lainnya. Bermusyawarah dalam rangka mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Mengikuti bakti sosial, pengajian, mendengarkan tausiyah, seminar dan kegiatan bermanfaat lainnya. Hal lain yang bisa dilakukan seperti menyantuni fakir miskin dan anak yatim lebih baik dibandingkan membuat pesta besar yang membuat kita bersifat boros dan mengundang perbuatan zina.

Yakinlah pada sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu” dalam hal ini pun termasuk kebiasaannya.

Adapun bagi orang yang sekadar memberi ucapan “Selamat Hari Valentine” pun tidak lepas dari perkara kekafiran. Tentu saja jika memberi ucapan di atas, sama halnya kita menyetujui cara mereka, menyanjung kebiasaan mereka menyembah hal-hal yang tidak ada. Percaya pada firman Allah SWT, insya Allah setiap jalan yang kita lalui tidak akan membawa pada kesesatan.


Tuesday 11 February 2014

Jejak Kecil Si Gadis (Part II)



Hai 11 Februari. Kaupapah lagi tubuhku untuk terus bergerak, berkeliling di sekitar kota hingga terdampar di pelabuhan. Awalnya hanya membunuh kejenuhan, aku berkunjung ke perpustakaan. Kebetulan salah seorang kawanku juga datang dan akhirnya petualangan di sepenggal sore pun dimulai. 

Usai makan bakso di depan Monumen 4000 jiwa (sempet nambah sih, hehe), kami menjejakkan kaki ke pelabuhan. Ternyata di sana ada segerombolan turis dari Jerman yang sedang gentayangan (eh). Iseng-iseng kami masuk dan duduk di depan pagar. Dan kebetulan lagi kawanku ini kenal dengan salah satu tour guidenya, akhirnya kami bisa mengambil foto bersama dengan beberapa orang turis. Senang rasanya bisa bertegur sapa dengan mereka. Ternyata perbedaan itu benar-benar istimewa.




Tingginya, broo~ -_-
Kata pak satpam yang sempat kami wawancarai, kapal pesiar dari berbagai Negara akan datang sekitar bulan Januari hingga Maret. Bulan depan ada kesempatan lagi untuk berfoto ria bersama saudara kita dari luar negeri. Harapanku sih, aku yang jadi turis di Negara mereka (hehehe) :D

Saturday 1 February 2014

Aku dan Sepenggal Kata yang Belum Sempat Tersampaikan

Ketika berada dalam suatu keadaan yang mengharuskan untuk diam, aku hanya diam. Berbicara pada hati yang suaranya 'tak pernah kudengarkan. Ketika dalam keadaan yang mengharuskan aku bicara, aku kadang diam dalam ketidaktahuan. Karena ada kata yang 'tak bisa kusampaikan.

Ada yang kian menyesakkan hati, jati diri yang sampai hari ini belum kuketahui keberadaannya. Jati diri yang belum kutemukan di sisa kehidupan. Ia tak ada dalam lembaran kertas, pun tak ada dalam nyanyian lawas. Ia hanya ada di antara sadar dan belum sadarnya aku.