Saturday, 20 July 2013

2013, Ramadhan, dan Keajaiban

Tidak ada kata yang pantas aku ucapkan selain mengucap syukur yang sebesar-besarnya kepada sang khalik, Alloh Tuhan yang Maha segalanya. Yang dengan kebesarannya telah meniupkan jiwa baru ke dalam hatiku yang penuh dengan bercak noda kehidupan. Yang dengan keagungannya menambal celah-celah kecil di hatiku yang berpotensi membuat aku berbuat dosa lagi. Aku manusia yang penuh dengan dosa, yang kusengaja maupun tidak. Subhanalloh, dengan memberiku waktu hampir seminggu lamanya, aku telah berhasil dibuatNya seolah menjadi manusia baru. Perasaan ini sulit kulisankan, biarlah cerita yang tak sempat kusampaikan itu hanya Alloh yang tahu.

Hampir seminggu di pengkaderan Darul Arqam Dasar benar-benar sebuah pengalaman spritual yang luar biasa. Apalagi diadakan di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahanNya. Sungguh, aku terharu dan rasanya masih ingin berada dalam kegiatan itu. Namanya pengkaderan, pasti adalah hal-hal yang sedikit tidak mengenakkan, aku rasa itu wajar. Tapi dibalik semua itu, ada banyak hikmah yang dapat kupetik seperti betapa nikmatnya berkeluh kesah pada Alloh di sepertiga malam saat sholat Lail, mengenalNya lebih dekat dengan mengkaji ayat-ayat Al-Quran, makan tanpa menyisakan sebutir nasi pun karena sepiring makanan adalah berkah, menuntut ilmu dan belajar hal-hal baru tentang keagamaan, beradaptasi dengan peserta-peserta baru, belajar mengemukakan pendapat di depan banyak orang, belajar kultum, pentingnya sholat sunnah, adab makan yang benar, pentingnya bekerja sama antar kelompok, belajar mempergunakan waktu yang terbatas dengan sebaik-baiknya dan masih banyak hikmah lainnya yang tak pernah kudapat sebelumnya. Dan ada satu kejadian mengejutkan yang tak ada pernah terhapus dalam memoriku, yaitu saat salah seorang yang kami banggakan di kampus, ayahanda kami yang sering memberikan wejangan meninggal dunia usai memberi materi pada kami. Saat beliau selesai memaparkan materi, beliau duduk dan mengeluh tidak enak badan. Yang aku curigakan, mengapa seperti ada raut tak biasa yang kutangkap dari wajah seseorang yang tak enak badan, dalam hati aku merasa ada hal yang aneh. Hingga beliau pun dipapah keluar dari forum. Pikiranku terus tertuju pada beliau hingga tak fokus lagi mendengarkan instruktur berbicara. Hingga beberapa menit kemudian datanglah seorang instruktur lain yang membawa kabar duka bahwa beliau telah dipanggil oleh Yang Kuasa. Kami yakin bahwa beliau meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Semoga beliau mendapat tempat terindah di sana, Amin.

Ramadhan tahun ini bisa kukatakan adalah Ramadhan paling indah selama 19 tahun aku hidup di dunia. Mengetik tulisan ini pun aku sambil meneteskan air mata haru. Aku rindu suasana Darul Arqam Dasar, para instruktur, panitia dan teman-teman seperjuanganku. Yang aku harapkan, kami bisa menjadi kupu-kupu yang baru lepas dari kepompong seperti yang dikatakan oleh Master of Training, kanda Immawan Firman Mustafa. Terima kasih ya Alloh, aku bisa engkau pilih jadi manusia yang bisa merasakan keindahan dalam sepekan ini. Fastabiqul khaerat.

No comments:

Post a Comment